Skip to main content

Setelah Wisuda Nanti Kita Mau Buat Apa?

Setelah Wisuda Nanti Kita Mau Buat Apa?
Foto:Dok. Pribadi Milla Lolong


Setelah wisuda, kita mau buat apa, kalian mau jadi apa?
Biaya kuliah yang mahal, biaya kos, belum lagi biaya beli pulsa data, biaya jahit kebaya wisuda, biaya pesta wisuda yang sebenarnya tidak terlalu penting. heheheheeh. Apalagi di tengah situasi dunia yang sedang tidak baik ini, masih yakin mau bikin syukuran wisuda? Atau tunda saja dulu, nanti setelah semuanya baik-baik, setelah pandemi covid-19 lenyap. Entahlah!
Lalu setelah itu kalian-kita mau buat apa?

Nasib baik akan berpihak kepada Anda kalau pulang kampung, membawa lamaran ke kantor desa, mau jadi aparat desa atau ke sekolah jadi guru honor di kampung. Itu pun kalau diterima. Hahahaah menyedihkan nasib kita ini.

Bila tidak diterima di kampung maka engkau harus siap siap menerima pertanyaan dari tetangga atau kenalan orang tuamu, sudah dapat kerja kah? iihhhh ingin ku berkata kasar, menyebalkan bikin telinga panas saja. Sudah ada tunangan kah? Maaf saya belum mau bahas soal ini Terima Kasih. Perasaan malu, bercampur aduk di kepala. 
Maka media sosial kita akan penuh dengan statu mencari lowongan pekerjaan, maupun di grup-grup tertentu dengan bunyi statusnya "ada lowongan kerja ka? Kerja apa saja" atau "ada lowongan kerja buat guru kah? Khususnya guru...." 
Syukur kalau di kampung sudah ada sinyal 4G. Kalau tidak ada sinyal, bayangkan sudah.
Bila Anda punya sedikit kelebihan, sederhana saja misalnya ahli dalam membaca not maka engkau akan dipertimbangkan untuk diterima menjadi guru SD, siapa tahu nanti menjadi dirigen sekalian itu pun harus ijasah pendidikan sekolah dasar, bila tidak maka selamat tinggal, hahahahaah sial sekali, baru kau mau buat apa?
Apalagi di jaman yang edan ini, mencari lapangan pekerjaan, diterima atau tidak sangat tergantung pada ada atau tidaknya orang dalam. Maka tidak heran banyak sekali anak-anak muda yang tidak kreatif itu menganggur saja di desa.

Lalu dengan segunung harapan yang pelik mungkin sambil berdoa setiap malam menunggu jawaban dari kepala desa dan kepala sekolah, kau mulai berpikir untuk bikin apa agar tidak jenuh dan hanya menghabiskan makanan di rumah orangtua. Jual pulsa? Orang-orang di kampung lebih memilih menitipkan pesan lewat tetangga, berkumpul bersama keluarga, bercerita, dan berdoa di KBG, pengumuman-pengumuman masih diumumkan dengan pengeras suara/toa, tidak butuh grup WhatsAAp untuk sebuah informasi, bukan online, jualan pulsa tidak laku, Ojek online? Orang-orang kampung lebih suka jalan kaki menuju ladang, bekerja, sekaligus berjemur, sepulangnya dari kebun langsung menuju ke kali untuk mandi, lalu pulang ke rumah, tidak butuh ojek online, Jual kue? Di kampung orang masih lebih suka jagung titi walaupun didapat dari ema janda, pisang, ubi dan jagung muda dari kebun selalu ada kue tidak laris, kue hanya dibeli oleh mahasiswa yang pulang libur di kampung, mau sampai kapan? Jualan kosmetik atau obat kuat online? Gadis-gadis di kampung tidak terlalu butuh kosmetik untuk mempercantik wajah, sedang hatinya busuk atau obat kuat untuk para lelaki untuk menjadi perkasa, sedangkan, ah sudahlah! semuanya natural. Alami!
Saya merindukan semuanya ini. Sungguh!
Selamat menunggu balasan dari pihak desa dan sekolah dengan mengisi waktu luangmu sambil mengurangi stok beras mama di dapur. Usia mama semakin uzur dan harga beras makin mahal Kak, masih mau menganggur?

Oh iya kita kembali ke laptop, bila tidak diterima untuk bekerja dan mengabdi di kampung halaman sendiri maka pilihan berikutnya adalah merantau. Merantau lagi. Jarak dan rindu telah kita ciptakan lagi, siapa pula yang akan menanggung semuanya ini. Hahahahaha.
Merantau adalah pilihan yang paling tepat bagi kalian-kita yang bergelar sarjana dan tidak diterima di kota asal kita. Entahlah. Dalam tulisan ini saya tak bermaksud melukai hati saudara saudari se RT se RW Se desa dan se iman yang sedang merantau. Apabila menyinggung perasaan kalian, maka maafkan aku ini yang sedang berpikir mau buat apa setelah wisuda online nanti.
Di akhir tulisan ini saya hendak meneruskan pesan mantan menantu saya: "Mau jadi apa, mau buat apa kita setelah wisuda nanti biarpun wisuda online, tergantung dari apa yang kalian-kita yang kita kunyah, apa yang kita telan, maksudnya bukan nasi, apa yang kita baca, apa yang kita buat, dengan siapa kita berteman, sepanjang masa kuliah". 
Misalnya mandi, makan, nongkrong, minum mabuk, game online, bangun kesiangan. Semuanya tergantung.
Lalu mau kau buat apa? Kalau jaman sekarang ini, kerja juga harus butuh orang dalam.
*Salam dari kota pancasila!

Endeisme, 2020
Foto: Dok. Pribadi




Comments

Popular posts from this blog

ASAL MULA PESTA KACANG DI LAMAGUTE

  ASAL MULA PESTA KACANG DI LAMAGUTE Karya: Fransisco Emanuel Olaraya Witak Siswa Kelas IX SMPK. St. Pius X Lewoleba Sayembara dimulai, semua orang berusaha menebak apa nama pohon yang tumbuh di tengah kampung itu, ketika semua orang hiruk pikuk munculah salah satu pemuda dan mengacungkan tangannya, hendak menjawab sayembara itu. Ia pun diberi kesempatan untuk menjawab, dengan penuh rasa percaya diri ia melangkah ke depan berdiri di tengah namang dan berujar: “..........”. Tepatlah di sebuah perkampungan yang terletak di Pulau Solor Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur, nama kampung itu adalah Pamakayo. tumbuhlah sebuah pohon, pohon itu tinggi tak seberapa dan berkilauan daunnya. Semua warga di kampung itu tidak mengetahui nama pohon itu siapa yang menanamnya. Hanya ada satu orang saja yang mengetahui nama pohon itu, dia adalah Tuan Raja pemimpin kampung atau kepala kampung itu. Sebagai Tuan Raja, ia pun membuat sayembara untuk menebak nama pohon itu. Ia ...

RITUAL GA KLOBONG; PROSES MEMBANGKITKAN SPIRIT UNTUK MENENUN

Ket: proses memasak minyak kelapa murni Ga Klobong adalah sebuah ritual adat yang dilaksanakan sebelum aktivitas menenun sarung. Ga klobong diambil dari bahasa daerah Lamaholot-Leragere, yakni Ga yang berarti makan dan Klobong yang adalah sebutan untuk kelompok model motif yang dibagi berdasarkan garis keturunan Ibu. Kelompok yang dibagi menjadi dua bagian yakni Klobong Mori atau Motif Hidup dan Klobong Mating atau Motif Mati. Ritual adat ini diyakini sebagai proses pembersihan, penguatan diri dan penyegaran diri serta membangkitkan kembali roh untuk menenun, oleh masyarakat Leragere Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan terkhusus oleh masyarakat desa Lewoeleng. Masyarakat Lewoeleng juga yakin bahwa ritual Ga Klobong akan memperlancar segala aktivitas dan proses menenun serta sebagai momen yang membangkitkan spirit untuk menghasilkan motif tertentu yang baru dengan tekstur yang berkualitas sebagaimana yang diidealkan. Menyadari bahwa...

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN BERKUALITAS MELALUI APLIKASI PADLET DAN QUIZIZZ: AKSI NYATA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMPK ST PIUS X LEWOLEBA

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN BERKUALITAS MELALUI APLIKASI PADLET DAN QUIZIZZ: AKSI NYATA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMPK ST PIUS X LEWOLEBA Oleh Milla Lolong, Guru SMPK St. Pius X Lewoleba Pendidikan merupakan fondasi pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik. Untuk mencapai visi pendidikan Indonesia yang berkualitas, perlu adanya inovasi dalam kurikulum. Salah satu upaya konkret dalam pemulihan pembelajaran adalah Kurikulum Merdeka, sebuah kerangka kurikulum yang menawarkan fleksibilitas dan terfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, serta kompetensi peserta didik. Dalam esai ini, kita akan menjelajahi karakteristik utama Kurikulum Merdeka yang mendukung pemulihan pembelajaran, serta bagaimana aksi nyata yang dilaksanakan di SMPK St. Pius X Lewoleba dalam penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran yang menyenangkan dan relevan. Baca: https://drive.google.com/file/d/1pUOc6-oE6Ey0MDlc3H1IJx6quoUSz4HO/view?usp=sharing Fokus pada Materi Esensial ...