Skip to main content

Android dan Kesepian yang Kita Ciptakan Sendiri




Apakah Anda sekalian pernah merasa diri sepi dan terasing? Merasa sepi di saat tidak dikabari oleh teman-teman, orang tersayang atau orangtua. Kesepian dan terasing saat orang lain berlomba-lomba berkumpul bersama, berdiskusi atau sekadar mengopi segelas berlima. Anda kemudian mengurung diri dalam kamar demi berbagai alasan yang diciptakan untuk menghindari kebersamaan.

Ada berbagai macam hal yang membuat kita sekalian merasa sepi, terasing dan merasa seolah-olah tidak berguna di hadapan semesta yang maha luas ini. Saya menemukan salah satu contoh sederhana yang hendak saya katakan, di sini. Kesepian sesungguhnya secara sengaja atau tidak sengaja telah kita ciptakan  ketika berkumpul bersama sahabat, kenalan, keluarga, teman-teman kelas seangkatan. Di mana dalam perkumpulan tersebut masing-masing dari kita sibuk dengan gadgetnya. Senyum-senyum sendiri, balas chattingan. Huuuffffff… Menyedihkan, bukan? Merasa sepi saat sudah bersama. Anda pernah merasakan hal ini?

Setiap orang pasti punya kerinduan untuk bertemu, berkumpul, bercanda ria untuk melepaskan rindu. Begitu pula saya Hehehehee.

Baik itu bertemu orang tua, teman-teman seangkatan, sahabat kenalan dan yang lainnya. Apalagi bila kita sedang berada di tempat yang jauh, di kota lain untuk merantau, misalnya.

Kerinduan itu menggebu-gebu terus datang menghantui kita. Kita terus berharap menanti sembari menghitung tanggal di kalender  dan memastikan bahwa liburan telah tiba dan kita akan berjumpa, menumpahkan kerinduan yang telah sesak di benak dan beranak pinak. Kita lalu pulang dengan sorak riang. Sebab “Setelah segala musim luruh dan usia mengendap sesungguhnya yang ada hanyalah pulang”. Demikianlah penggalan puisi yang tertulis dalam kumpulan puisi Perihal Pulang. Cieh promosi. Ckckck

Lalu masing-masing kita mulai menanyakan dan memberi kabar, setiap ada kesempatan. Tidak hanya itu, lewat gawai yang kita gunakan, kita lalu membikin janji, janji untuk bertemu dan berkumpul bersama melepaskan rindu. Gawai sangat membantu kita untuk berkomunikasi, mempertemukan kita  kembali bersama sahabat yang lama berpisah.

Gawai memang membantu mempertemukan kita dengan yang lain. Tetapi gawai jugalah yang menjauhkan kita di saat kita telah berkumpul. Kenyataan ini tidak bisa kita mungkiri lagi. Pada saat bertemu kita lalu sibuk dengan gawai, memainkan game online (kasih makan cacing di layar HP) membalas chattingan, bahkan ada yang bertelponan. Hal ini sungguh mengganggu perjumpaan kita. Suasana keakraban terhalang, rangkulan dari sahabat lama tidak seerat dulu, makanan yang dihidang dihinggap lalat, dan asinan bikinan tuan rumah berubah asam dan hambar.

Apabila semuanya mulai sibuk dengan gawainya maka yang ada hanyalah patung-patung hidup yang senyum kemudian tertawa sendiri. Kita telah menciptakan sepi dan mengasingkan diri. Sesungguhnya kita telah menipu diri sendiri dengan mengunggah foto-foto di media sosial agar dilihat orang bahwa kita telah berjumpa. Kita berdosa terhadap waktu yang kita luangkan. Lebih baik saya dan Anda sekalian tak usah pulang, tinggallah di tempat rantau buatlah grup WhatsApp atau sejenisnya dan berkomunikasi bersama di dalam grup dari pada berkumpul hanya untuk menipu diri dan menciptakan keheningan yang tak berkualitas.

Lewat tulisan ini saya secara pribadi merasa resah karena pernah mengalami hal yang sama.

Mungkin saudara-saudara saya yang seiman, sebangsa, setanah air dan senasib sebagai anak rantau yang dipisahkan oleh ruang dan waktu yang sudah membuat janji untuk saling bertemu melepas rindu, lewat tulisan sepele ini saya mau mengajak Anda sekalian untuk menghargai momen kebersamaan yang telah direncanakan itu. Siapa tahu itu adalah pertemuan terahkir bersama mereka. Takdir Tuhan siapa tahu, iya kan?

Anda telah berkorban naik angkot atau ojek online untuk datang dan berkumpul, hargailah kebersamaan itu. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk bercerita dan berbagi.

Dengan tidak menyibukkan diri pada gawai, paling kurang,dengan hal-hal sederhana itu, kita telah menunjukkan kualitas diri, sebagai orang yang pernah sekolah.

Dan, yang paling penting saya dan Anda sekalian tidak akan merasa sepi dan terasing. Sekian, selamat menanti liburan dan mencoba petunjuk saya ini,  silahkan mencoba. Semoga Anda benar-benar merasa tidak sepi dan terasing.

Salam dari Kota Pancasila.

*Tulisan ini dimuat pada media Tabeite.com
https://tabeite.com/android-dan-kesepian-yang-kita-ciptakan-sendiri/

Comments

Popular posts from this blog

ASAL MULA PESTA KACANG DI LAMAGUTE

  ASAL MULA PESTA KACANG DI LAMAGUTE Karya: Fransisco Emanuel Olaraya Witak Siswa Kelas IX SMPK. St. Pius X Lewoleba Sayembara dimulai, semua orang berusaha menebak apa nama pohon yang tumbuh di tengah kampung itu, ketika semua orang hiruk pikuk munculah salah satu pemuda dan mengacungkan tangannya, hendak menjawab sayembara itu. Ia pun diberi kesempatan untuk menjawab, dengan penuh rasa percaya diri ia melangkah ke depan berdiri di tengah namang dan berujar: “..........”. Tepatlah di sebuah perkampungan yang terletak di Pulau Solor Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur, nama kampung itu adalah Pamakayo. tumbuhlah sebuah pohon, pohon itu tinggi tak seberapa dan berkilauan daunnya. Semua warga di kampung itu tidak mengetahui nama pohon itu siapa yang menanamnya. Hanya ada satu orang saja yang mengetahui nama pohon itu, dia adalah Tuan Raja pemimpin kampung atau kepala kampung itu. Sebagai Tuan Raja, ia pun membuat sayembara untuk menebak nama pohon itu. Ia ...

RITUAL GA KLOBONG; PROSES MEMBANGKITKAN SPIRIT UNTUK MENENUN

Ket: proses memasak minyak kelapa murni Ga Klobong adalah sebuah ritual adat yang dilaksanakan sebelum aktivitas menenun sarung. Ga klobong diambil dari bahasa daerah Lamaholot-Leragere, yakni Ga yang berarti makan dan Klobong yang adalah sebutan untuk kelompok model motif yang dibagi berdasarkan garis keturunan Ibu. Kelompok yang dibagi menjadi dua bagian yakni Klobong Mori atau Motif Hidup dan Klobong Mating atau Motif Mati. Ritual adat ini diyakini sebagai proses pembersihan, penguatan diri dan penyegaran diri serta membangkitkan kembali roh untuk menenun, oleh masyarakat Leragere Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan terkhusus oleh masyarakat desa Lewoeleng. Masyarakat Lewoeleng juga yakin bahwa ritual Ga Klobong akan memperlancar segala aktivitas dan proses menenun serta sebagai momen yang membangkitkan spirit untuk menghasilkan motif tertentu yang baru dengan tekstur yang berkualitas sebagaimana yang diidealkan. Menyadari bahwa...

Kan Tidak Enak Kalau Mati KonyolBercerita Yuk!

Kan Tidak Enak Kalau Mati Konyol Bercerita Yuk! Setiap perjalanan atau pengalaman  mempunyai kisahnya atau ceritanya sendiri-sendiri, ada cerita bahagia yang membuat kita tertawa bersama, ada cerita sedih yang membuat kita muram sembari meneteskan air mata dan kehilangan semangat, tetapi mesti kuat dan berdiri lagi, ada cerita menarik lainnya yang membuat kita terharu dan terus membekas di lubuk hati.  Sebuah kisah akan ada dan terus hidup kalau diceritakan dengan baik dari waktu ke waktu. Entahlah kalimat ini diucapkan oleh siapa pada mulanya, terima kasih kepada siapa yang pertama kali mengungkapkan kalimat ini.  Pada kali ini saya akan menulis sedikit pengalaman. Suka atau tidak suka yah silahkan, yang terpenting saya berusaha menulis walaupun tidak sempurna, agar saya tidak hidup sia-sia begitu saja makan-tidur-bangun-berak-mandi-bersolek-belanja, makan dan tidur lagi. Yah sudahlah. Jangan jadi bijaksana di sini. Setiap orang mempunyai caranya masing-m...