Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2017

CATATAN DIAHKIR PEKAN

SURAT UNTUK IBU Ibu... Lihat kampung kita Tanah yang selalu mengirimkan rindu Coba kau simak berita di layar kaca Perpecahan dimana-mana Kini bahkan di depan mata kita Ibu Mereka saling melampiaskan dendam Memupuk kebencian yang entah darimana Ibu kapan kah berahkir ? Tikungmenikung dalam hujatan Dan mereka namakan harga diri. ______________________________________ Ende, Mey 2017 SURAT DARI IBU Anakku tangis pertamamu Tanda kalau dunia ini penuh kejutan Aku cuma menitipkan jiwa diragamu Sekatup doadoa ditiap telutku Lembaran kasih sayang di masa kecilmu Hidup tidak menawarkan kemegahan Tidak juga memberikan kekekalan Perjuangan tentu membawa imbalan Tiada untung kau menanam dendam Atau memecahkan hubungan Belajar berjiwa besar sebagai satu kehormatan        Seperti itulah Matahari melawan kegelapan ______________________________________ Kupang, Mey 2017

Puisi

at Riwayat Penyuntingan · Hapus Milla Lolong NEGERI ANTAH BERANTA Langkah gontai di tengah deru dan debu Dengan seribu kerutan di wajah pucat pasi Urat berdenyut kaki melejang Lesuh! Dengan tatapan kosong buram menatap kekosongan nurani Tuan tuan berkantong tebal Kibasan angin gelap Menusuk setiap rongga hidup Perlahan namun sengit Nyaris terdengar isak tangis sabtu malam Pilu Meringkih dalam kekata Pekik merobek sepi Oh.. Negeri Antah Beranta ----Milla Lolong----

PUISI

SUARA PENA Coretan Untuk Hari Puisi 21 Maret 2017 Oleh: Milla Lolong dan ade Ama Khurman Pena bergerak lenggok indah merunut kata demi kata  Kala suara dari mulut tak lagi di dengar emosi meluap  Rasa ditumpahkan diatas lembaran usang  Terkerucut menjadi larik-larik bermakna  Suara meruncing tajam menusuk direlung paling dalam Hitam kental melekat rapi Bangunkan para lalu-lalang dari patahan pena kemudian menjadi bara api Serupa sajak tak berisi bungkami suara-suara ocehan Pucatkan wajah orang-orang yang sinis Oh pena...  Engkau yang mungil Mampu diamkan dan bangkitkan rasa para Lalu-lalang yang sinis Nusa Bunga,21 Maret 2017

Puisi

PERSEMBAHAN UNTUK KETIADAANMU Tenang Damai Sunyi Sepi Sendiri Diam, Ahhhhh... MATI ! Duka lara pun menyatu Pergilah dengan tenang Pada sebuah jiwa telah kuabadikan ketiadaanmu. _____Milla Lolong_____

Puisi

KIDUNG DIANTARA PARA LALULALANG  Oleh: Milla Lolong  Sang fajar datang bersama kicauan burung dan kilaun embun didedaunan  Bertutur tentang riang yang berkepanjangan disana seraut wajah menyapa bersama sungging senyum dari bibir yang keluh  Ditengah deru mesin berkejaran diantara bekas kaki para lalulalang diantara himpitan beton beton kota kurasakan dingin dusun menyapa raga  Masihkah doa doa itu bersemayam Memintal harapan disetiap khusyuk diantara lipatan lipatan jarimu? Ma,kelak aku akan kembali mendekap dingin dusun bersama doa dan harapan yang kau titipkan disetiap ujarmu  _____________________________________ Ende,22Maret 2017

Puisi

PERSEMBAHAN UNTUK KETIADAANMU" Tenang Damai Sunyi Sepi Sendiri Diam, Ahhhhh... MATI ! Duka lara pun menyatu Pergilah dengan tenang Pada sebuah jiwa telah kuabadikan ketiadaanmu. _____Milla Lolong_____

KITA BERBEDA

DUNIAMU DAN DUNIAKU, KITA BEDA Kita tak dari satu dunia Kau dan aku dari dunia yang beda Aku seandai alien Dan kau seandai burung malam Aku dibawah langit Kau beratapkan rindang pepohonan Perkara tentang jauhnya langit dan airmata Saat kau mencapai bulan Jadikan sinarnya kian benderang Aku masih membaluri tanah dengan airmata Hingga genang keruh berlumpur Dan aku terbenam di dalamnya Kemudian engkau menuju pagi Sedang aku masih menjilati kelam Kau menjadi cahaya mentari Aku terpanggang dalam gersang Dalam cahyamu nan meradang. _______________________________ Kamar, Mei 2017

IBU MEMANGIS

KEMBALIKAN DAMAI KAMI Oleh: Mila Lolong ________________________________ Di sana tak ada damai lagi Hanya ada keluh dan mantra Hanya ada pepitih-pepatah tua Dari tua-tua Di sana ada tragedi, Setengah tua Menggauli pelayan-pelayan Tikungmenikung di jalannan Wanita diadili di depan mesbah Wanita ditelanjangi di kuil Ibu... Bolehkah aku berteriak ? _______________________________ Kamar, Meiku malang 2017 NERACA ANAK GADIS Oleh :Mama Aprialliena Philip Untuk: Milla Lolong Anak gadis bergumam resah Dalam perjalanan malam batas ruang Pada gelap yang menutup antara raut Butir matanya membatu di atas kerikil jalanan Kesiap lamunan ia melontarkan berang " Bu!!! Nurani ku meradang!!! Jiwa petualang ku memamah ajaran, jadi sesat dalam lubang akhlak " aku melihat perempuan ditelanjangi bu!" Jadi persembahan di altar tadi!!! Mukanya pucat pasi, karena matinya di hadang pemaham tak berhati Anak gadis menggerutuk sangat geram "Haruskah jera di pertonto...

RAMALAN EYANGKU TERJAWAB

_KEMBALIKAN DAMAI YANG DULU_ _____________________________ Malam telah dewasa, dingin menyengat. Sementara hati semakin gelisah,hati semacam dikoyak mendengar kabar dari kampung dongeng yang konon paling damai. Saya terbangun dari mimpi dan mesti menuliskan ini. Ini kisah menahun di Kampung dongeng. Saya setengah tidak sadarkan diri ketika sedang menulis ini. Telingaku, kepalaku terasa membesar, bulu badan merinding. Badanku semacam digelitik.Saya bangun dan melihat wajahku di depan cermin dalam kamarku. Wajah-Wajah!!! Ini apa sebenarnya. Inikah puncak kehancuran yang diramalkan Eyangku dulu sejak aku masih didalam rahim Ibuku ? Semua telah lama retak. Sekarang sudah pecah. Berkeping-keping !! Keping yang setengah tua mencari gelar mana yang mesti disematkan kepadanya(Nama yang paling baik) mungkin ini yang di sebut nama baik. Keping yang satu lagi dipertontonkan harga dirinya di Kuil paling suci; diteriakan namanya oleh yang punya kuasa dengan pengeras suara. Gelar sekolah mereka ya...

PUISI

IBU MENANGIS Kolaborasi: ML dan AK Yang kalian pijak Tanah apa Kalian pendatang ? Ataukah anak tanah ? Kapal tua nahkoda tua Penumpang bukan budak Kami telah muak Bicaramu, tingkahmu yang sok itu Untuk apa sekolahmu Sedang tuturmu masih berandal Sedang lakumu sok tahu Kembalikan damai kami yang dulu Warnai kapal tua kami yang dulu Walau tak seputih dulu Ibu telah berlumur air mata Kembalikan senyum kami _________________________ Kamar, Mei 2017

Teruntukmu Perempuan Tangguh

"UNTUK PEREMPUAN LAMAHOLOT" Oleh: Milla Lolong Sebelum senja menjemput hari dan mentari kembali ke peraduannya, hendak kudaraskan sedikit pujian untukmu perempuan-perempuan Lamaholot,perempuanku. Di Negeri anak-anak rantau, ditengah peradaban kota yang semakin kejam dengan penghuni yang semakin biadab dengan beragam etnis dan budaya, diantara mereka anak-anak pejabat berdasi. Kau memakai kwatek(sarung) dan kebaya Lamaholot. Sarung yang di tenun Mama dengan susah payah. Rambutmu disanggul. Ada (nilin/Niling) melingkar di lehermu, Senyummu menawan,anggun. Bak Srikandi di negeri seberang. Tak kau hiraukan ocehan kawan sebayamu. Kau melestarikan budaya Lamaholot. Budaya kita Lihat... Orang-orang mengira kau ketinggalan Zaman Tetapi tidak... Kau melestarikan budaya kita. Isi kepalamu pun tak kalah bahkan lebih dari anak-anak pejabat dalam Negeri. Aku Kagum dengan semangat perempuanmu, Semangat Perempuan Lamaholot. *kwatek: Sarung. Dalam bahasa Lamaholot *Nilin/nili...

Rindu Laksana

Selalu saja demikian,jika mentari enggap menyapa. Pun jika rindu diabaikan Oh... hidup !